Ayo Jalan Terus ! - Pernyataan ketua umum PBNU, Said Aqil Siradj (SAS), di depan program hari jadi Muslimat NU di GBK, Jakarta, Minggu (27/01/2019), tidak perlu ditanggapi serius. Memang cukup berani. Bayangkan, dia katakan bahwa posisi-posisi keagamaan harus dipegang oleh NU. Karena selain NU, salah semua.
Menurut ekonomis saya, SAS sudah usang tak keluar sebagai informasi utama. Sudah usang tidak menjadi ‘headline’. Dia khawatir lama-lama sanggup hilang dan tak dikenal orang. Apalagi pada masa kampanye ini. Kalau tak pandai-pandai melaksanakan ‘terobosan’, tak bakal menjadi berita.
Tentu saja orang-orang di luar NU menjadi gerah dengan pernyataan “salah semua” itu. Tetapi, sejauh ini orang-orang di luar NU sangat arif. Mereka biarkan saja
pernyataan SAS berlalu. Sebab, publik paham bahwa apa yang dikatakan oleh Said Aqil itu bukanlah perilaku warga NU. Grass root NU tidak baiklah dengan SAS. Cuma mereka bukan model yang suka hingar-bingar.
Tak baiklah pimpinannya, mereka tunjukkan dengan cara yang elegan. Misalnya, mereka tumpah-ruah ke agresi 212 (Desember 2016) dan Reuni 212 dalam jumlah jutaan. Sebagian besar yang tiba ke Monas di program Reuni 212 pada tanggal 2 Desember 2018 yakni orang NU.
Masyarakat yang berada di luar NU tidak perlu tergores oleh pernyataan SAS bahwa selain NU salah semua. Beliau ini tak mungkin tak sadar bahwa pernyataan itu akan menyulut protes. Tak masuk nalar kalau SAS tak menyadari ancaman pecah-belah umat akhir peryataan dia itu.
Jadi, SAS memang sengaja tampil berani. Sengaja menciptakan pernyataan itu semoga ada pihak-pihak yang terpancing. Yang terprovokasi. Supaya dia menjadi sorortan. Menjadi sentra perhatian media. Bakal banyak wartawan yang tiba menyodorkan mikrofon. Bolak-balik diwawancara, dlsb.
Sekali lagi, mari kita diamkan saja. Yang penting, warga NU di bawah kini semakin cerdas. Mereka sanggup melihat gerak-gerik yang merugikan umat Islam. Mereka sadar ancaman besar yang menanti di depan jikalau rezim yang ada ini berlanjut. Mereka sadar betul siapa yang pantas memimpin NKRI.
Lihat saja begitu banyak foto salam ‘dua jari’ di program harlah Muslimat NU itu. Mereka tidak ragu dan tak takut menyatakan pendapat.
Penulis: Asyari Usman
Tak baiklah pimpinannya, mereka tunjukkan dengan cara yang elegan. Misalnya, mereka tumpah-ruah ke agresi 212 (Desember 2016) dan Reuni 212 dalam jumlah jutaan. Sebagian besar yang tiba ke Monas di program Reuni 212 pada tanggal 2 Desember 2018 yakni orang NU.
Masyarakat yang berada di luar NU tidak perlu tergores oleh pernyataan SAS bahwa selain NU salah semua. Beliau ini tak mungkin tak sadar bahwa pernyataan itu akan menyulut protes. Tak masuk nalar kalau SAS tak menyadari ancaman pecah-belah umat akhir peryataan dia itu.
Jadi, SAS memang sengaja tampil berani. Sengaja menciptakan pernyataan itu semoga ada pihak-pihak yang terpancing. Yang terprovokasi. Supaya dia menjadi sorortan. Menjadi sentra perhatian media. Bakal banyak wartawan yang tiba menyodorkan mikrofon. Bolak-balik diwawancara, dlsb.
Sekali lagi, mari kita diamkan saja. Yang penting, warga NU di bawah kini semakin cerdas. Mereka sanggup melihat gerak-gerik yang merugikan umat Islam. Mereka sadar ancaman besar yang menanti di depan jikalau rezim yang ada ini berlanjut. Mereka sadar betul siapa yang pantas memimpin NKRI.
Lihat saja begitu banyak foto salam ‘dua jari’ di program harlah Muslimat NU itu. Mereka tidak ragu dan tak takut menyatakan pendapat.
Penulis: Asyari Usman
Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
0 Comments:
Posting Komentar