Ayo Jalan Terus ! - Cuitan komposer kenamaan beredar di lini massa medsos, isinya mengeluhkan publik yang selalu menghina presiden secara masif. Katanya seumur hidup ia gres kali ini ada presiden yg diperlakukan rakyatnya menyerupai itu.
Sejak Pilkada DKI sudah beralih profesi menjadi influencer politik ya mas.
Saya jadi kurang berselera menonton orkestra Anda, alunan musiknya sudah terbawa banyak omong sih…
Saya jadi kurang berselera menonton orkestra Anda, alunan musiknya sudah terbawa banyak omong sih…
Pernyataan itu harusnya dibalik mengapa publik tiada henti menghina presidennya sendiri. Kalau cuma sekali dua kali lumrah saja, toh tidak ada pemimpin yg sempurna.
Saya coba bantu menjelaskan ya mas, tapi jangan sensi loh. Agar bisa melihat dari perspektif oposisi. Tentu ada alasannya hasilnya mengapa publik berperilaku demikian.
Pertama, publik tidak suka dengan yg artifisial. Barang KW saja kurang disukai apalagi manusia. Yang serba palsu itu di branding sehebat apa pun tetap saja palsu. Yang dicitrakan sudah berlebihan dan tidak sesuai dengan realitas sosial.
Kedua, publik tidak suka dengan pemimpin yang suka berbohong dan tidak menepati janji-janjinya
Ketiga, publik tidak suka dan akan memberontak terhadap kekuasaan yang menindas.
Keempat, ketika rakyat membutuhkan pertolongan, Pak Mul selalu menghindar dan tidak mau menemui. Contoh ketika Guru honorer berdemo memperjuangkan nasibnya, ketika agresi bela Islam, ulama dikriminalisasi, dipersekusi. Pak Mul juga anti kritik, publik yg kritis dibuli, diintimidasi bahkan ada yg dipenjarakan.
Kelima, selama empat tahun ini apakah Pak Mul pernah merangkul publik yg kontra terhadap pemerintah? Tidak pernah! Hanya mengistimewakan relawan-relawan dan buzzer2nya, mereka yg sering diundang khusus ke Istana. Buzzer-buzzer Istana sering mengintimidasi dan menyerang langsung publik ketika komentarnya berlawanan. Itu yg mengakibatkan publik di negeri ini terpilah. Para pejabat publik dan pendukungnya juga begitu jumawa dan bersikap arogan.
Keenam, aturan hanya dimaknai sepihak oleh penguasa. Pihak oposisi dan publiknya diperlakukan tidak adil dan semena-mena
Ketujuh, kebijakan-kebijakannya tidak pro rakyat bahkan cenderung menciptakan rakyat hidup lebih susah secara ekonomi
Kedelapan, kompetensi Pak Mul juga tidak ada kemajuan dalam memimpin. Kemampuan narative Pak Mul rendah. Saya ingat kata-kata Dr. Chusnul Mariah, “pemimpin harus bisa menciptakan narasi yg baik dari pemikiran-pemikirannya. Kemampuan narative yg baik harus ditunjang dengan literasi yang baik. Kalau bacaannya cuma komik Dora Emon, Sincan, Juki ya bagaimana…wawasan rendah niscaya tidak suka membaca, he must not be a reader, and should not be a leader”
Semoga klarifikasi diatas bisa mencerahkan Anda ya Mas.
Satu hal untuk diingat, ‘Respect should be earned, not given’ [kl/swamedium]
Satu hal untuk diingat, ‘Respect should be earned, not given’ [kl/swamedium]
*Penulis: Dian Anggraeni Umar, Pegiat media sosial
Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
0 Comments:
Posting Komentar