728x90 AdSpace

  • Latest News

    Kisah Sahabat Nabi Yang Jomblo : 'Wahai Rasulullah, Saya Ini Lelaki Yang Tidak Laku'

      Ayo  Jalan Terus !  - PENDEK Jelek. Hitam. Tidak berharta. Julaibib namanya. Namun ia yaitu seorang sobat Rasulullah yang mulia. Sangat malu dan minder ketika tiba-tiba Rasulullah menawarinya untuk menikah. Karena tahu diri. Namun Rasulullah menenangkannya. Hingga suatu ketika, bertemulah Rasulullah dengan salah seorang sahabatnya.





    “Aku ingin meminang puterimu.” kata Rasulullah. Sahabat itu sangat bahagia. Siapa yang tidak senang ketika puterinya menjadi istri Nabi.

    “Baiklah wahai Rasulullah, ini merupakan sebuah penghormatan bagi kami.” jawab sobat itu dengan sangat riang.

    “Bukan untukku. Tapi untuk Julaibib.” kata Nabi.

    “Julaibib??? Julaibib???” katanya dengan kaget. Wajahnya
    berubah. Tidak lagi ceria menyerupai sebelumnya.

    “Namun saya harus bermusyawarah dulu dengan ibunya.” Lanjutnya.

    “Julaibib??? Julaibib???” kata sang istri terkejut ketika mendengar isu dari suaminya. Terbayang dengan terperinci dalam benak perempuan itu
    sosok lelaki yang pendek. Jelek. Hitam. Dan tidak berharta. Dia yang akan menjadi menantunya nanti. Apa kata orang-orang, pikirnya.
    Putrinya yang menyimak percakapan kedua orang tuanya dari bilik kamar segera keluar. “Ayah, ibu, bagaimana mungkin engkau menolak pilihan
    Rasulullah? Bukankah Allah berfirman, Dan tidaklah patut bagi pria yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah tetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) wacana urusan mereka?” terperinci gadis itu. “Ayah, ibu, saya akan menikah dengan pria pilihan Nabi?” lanjutnya tegas.

    Merekapun menikah. Hingga suatu pagi, tiba undangan untuk berjihad. Melawan kaum musyrikin di medan Uhud. Julaibib mendengar undangan itu. Iapun memenuhi panggilan Rasulullah saw. untuk pergi berjihad.

    Selesai perang Uhud, Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya. “Kalian kehilangan siapa hari ini?” tanya Rasulullah. Ada sobat yang menjawab, “Kami kehilangan Hamzah!” Ada yang berkata, “Kami kehilangan Mush’ab!” Yang lain berkata, “Kami kehilangan Yaman!” Ada pula yang mengatakan, “Kami kehilangan ‘Amr bin Jamuh!”

    “Namun, saya kehilangan Julaibib! Carilah Julaibib sekarang!” kata Rasulullah. Para sobat mencari Julaibib. Hingga balasannya Julaibib ditemukan meninggal dunia diantara tujuh orang musyrikin. Para sobat mengabarkan kepada Rasulullah, bahwa Julaibib meninggal diantara tujuh orang musyrikin. Dia membunuh tujuh orang musyrikin, kemudian dirinya terbunuh. Meninggal sebagai syuhada’.

    “Dia yaitu belahan dariku, dan saya belahan darinya! Dia yaitu belahan dariku, dan saya belahan darinya! Dia yaitu belahan dariku, dan saya belahan darinya!” kata Rasulullah menanggapi kabar final hayat Julaibib. Seberuntung Julaibib mendapatkan bidadari. Tak disangka, tak diduga, Rasulullah
    meminangkan untuknya seorang perempuan yang cantik, kaya, dan berkelas. Asyiknya lagi ketika perempuan itu mendapatkan lamaran Rasulullah, tanpa berat hati. Padahal ia sangat tahu menyerupai apa lelaki calon pendamping hidupnya. Julaibib. Ya, ‘hanya’ Julaibib.

    Namun perempuan itu sangat percaya, menyerupai apapun fisik Julaibib, ia yaitu lelaki yang direkomendasikan Rasulullah. Pasti berkualitas. Pasti hebat. Pasti lelaki sejati. Keimanan yang luar biasa. Apapun yang dipilihkan oleh Allah dan Rasul-Nya, itu
    niscaya yang terbaik. Dan ternyata benar. Boleh tampang pas-pasan, tapi kualitas berani diadu. Kualitas agama Julaibib tidak sesederhana penampilannya. Sangat luar biasa. Terbaca dari dialognya bersama Rasulullah saw. ketika ditawari untuk menikah. Julaibib berkata, “Wahai Rasulullah, saya ini lelaki yang tidak laku.” Namun Rasulullah saw. segera menjawab, “Tapi kau di sisi Allah laku.”
    Keimanan dan loyalitas Julaibib kepada Islam sesudah menikah kembali diuji. Kali ini sangat membingunkan. Diajak Rasulullah saw. pergi berjihad ke medan Uhud. Tak bisa dibayangkan tentunya, jejaka yang telah usang merindukan untuk menikah, balasannya bisa menikah, namun tiba undangan untuk berperang. Bingung, itu manusiawi. Belumlah habis menikmati madu kebersamaan dengan sang istri, kini laga jihad telah menanti.

    Bersenang-senang dengan perempuan yang telah usang didambakan? Atau ikut berperang bertaruh nyawa? Tarikan duniawi sangat kuat, namun ketika orientasi alam abadi lebih berpengaruh maka urusan agama tetap diunggulkan. Disinilah istimewanya Julaibib. Meskipun telah menikah, namun urusan agama
    tetap diprioritaskan. Perintah Allah dan Rasulullah tetap nomor satu, tidak tergantikan. Ia pun membeli senjata, kuda dan pakaian perang, kemudian ikut bersama pasukan Rasulullah ke padang Uhud. Tanpa berat hati. Dengan penuh keikhlasan. Dan yakin akan kesepakatan Allah kepada keluarga orang yang beriman.

    Sesunggunya, nilai mahal insan ada pada ketakwaannya. Allah berfirman:

    “Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah yaitu yang paling bertakwa diantara kalian.” (QS. al-Hujurat: 13)

    Oleh alasannya itu, agama harus menjadi barometer utama dalam menentukan pasangan. Silahkan tetapkan kriteria yang banyak sekalipun, namun tetap jadikan
    kualitas agama sebagai kriteria yang diutamakan diatas yang lainnya. Jangan terpedaya dengan tampilan, lantaran itu bukan jaminan. Karena tampilan yang kita miliki yaitu takdir, sedangkan kualitas agama yaitu hasil dari proses setiap orang yang tidak semua bisa mendapatkannya.
    Dari Abu Hurairah ra. berkata, bergotong-royong Rasulullah saw. bersabda: “Boleh jadi, orang yang tidak menarik dan selalu ditolak (tidak laku), namun sekali berdoa maka Allah eksklusif perkenankan doanya.” (HR. Muslim, no. 2622, 4/2024).

    Pantaslah kalau kemudian Allah mengkaruniakan bidadari di dunia kepada Julaibab. []

    Sumber: E-Book Kemanakah Kulabuhkan Hati ini/Herfi Ghulam Faizi, Lc/2012





    Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

    republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 



    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 Comments:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Kisah Sahabat Nabi Yang Jomblo : 'Wahai Rasulullah, Saya Ini Lelaki Yang Tidak Laku' Rating: 5 Reviewed By: Admin
    Scroll to Top