728x90 AdSpace

  • Latest News

    Ketika Langit, Bumi Dan Gunung Menolak Ketika Ditawari Menjadi Menyerupai Manusia





    Manusia boleh berbangga alasannya yaitu dinobatkan sebagai makhluk tepat diantara seluruh makhluk ciptaan-Nya. Kita menjadi pemimpin atas seluruh penghuni semesta yang ada dengan kelebihan nalar serta pikiran yang dipakai dalam bertindak. 

    Namun menjadi makhluk tepat bukanlah kasus yang mudah. Ada hal besar yang menjadi tanggungjawab insan yakni amanah. Menjalankan perintah serta menjauhi segala larangan-Nya menjadi amanah yang tidak sanggup dibantah.



    Manusia dari sekian banyak makhluk Allah menyanggupi amanah tersebut. Padahal makhluk lain yang mempunyai kekuatan lebih besar menyerupai langit, bumi dan gunung menolak untuk menjadi menyerupai manusia. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Quran surat Al-Ahzab. Seperti apa? Berikut ulasannya.

    Ada begitu banyak insiden yang terjadi sebelum hasilnya alam semesta dan segala isinya siap untuk ditinggali. Salah satunya yaitu insiden ketika Allah SWT mengungumpulkan makhluknya untuk membagi peran. Saat itu Allah SWT menunjukkan pilihan kepada mahkluk untuk mendapatkan amanah.

    Bagi siapa yang menerimanya, maka akan menjadi makhluk yang paling tepat di alam semesta. Namun amanah ini juga mempunyai kosekuensi. Bagi yang menjalankan perintah-Nya, maka akan dihadiahi surga, namun kalau melanggar akan diberi siksa di neraka.

    Allah SWT menawari amanah tersebut kepada langit, bumi dan gunung. Namun ketiganya menolak, bukan alasannya yaitu ingkar kepada Allah, namun mereka merasa tidak sanggup untuk mengemban besarnya amanah tersebut.

    Ternyata, manusialah yang dengan berani mendapatkan anjuran Allah SWT untuk menjadi makhluk sempurna. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Ahzab



    “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya insan itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72).

    Ayat ini dimaknai berbeda oleh para Mufassirin. Diantaranya yaitu Imam Al-Aufi dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Yang dimaksud dengan al-amanah adalah, ketaatan yang ditawarkan kepada mereka sebelum ditawarkan kepada Adam ‘Alaihissalam, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Lalu Allah berfirman kepada Adam, ‘ Sesungguhnya Aku menunjukkan amanah kepada langit dan bumi serta gunung-gunung, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Apakah engkau sanggup untuk menerimanya?’ Adam menjawab, ‘Ya Rabbku, apa isinya?’ Maka Allah berfirman, ‘Jika engkau berbuat baik maka engkau akan diberi balasan, dan kalau engkau berbuat jelek maka engkau akan diberi siksa’. Lalu Adam menerimanya dan menanggungnya. Itulah maksud firman Allah, ‘Sesungguhnya insan itu amat zalim dan amat bodoh’.”

    Kemudian, Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- berkata, ‘Amanah yaitu kewajiban-kewajiban yang diberikan oleh Allah kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Jika mereka menunaikannya, Allah akan membalas mereka. Dan kalau mereka menyia-nyiakannya, maka Allah akan menyiksa mereka. Mereka enggan menerimanya dan menolaknya bukan alasannya yaitu maksiat, tetapi alasannya yaitu ta’zhim (menghormati) agama Allah kalau-kalau mereka tidak bisa menunaikannya.” Kemudian Allah Ta’ala menyerahkannya kepada Adam, maka Adam menerimanya dengan segala konsekwensinya. Itulah maksud dari firman Allah:

    “Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya insan itu amat zhalim dan amat bodoh,” yaitu pelanggar perintah Allah.

    Bisa disimpulkan kalau insan hidup di dunia ini hanya menjalani ujiannya saja. Lulus atau tidak dalam menjalankan ujian tersebut akan dijawab oleh Allah SWT ketika simpulan zaman tiba. Disana, akan ditunjukan bahwa sebelum hidup di dunia insan sudah melaksanakan perjanjian dengan Allah yakni mengakui keesaan-Nya dan menjalankan amanah yang sudah ditetapkan.

    Namun fitrahnya, insan akan lupa sehabis lahir ke dunia. Kemudian, sehabis hari simpulan zaman nanti, insan akan kembali diingatkan wacana komitmen tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Hadid ayat 8 yang berbunyi “Dan mengapa kau tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kau supaya kau beriman kepada Tuhanmu. Dan bahu-membahu Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, kalau kau yaitu orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hadid, 57:8).

    Wallahu a'lam…semoga kita termasuk insan yang tidak menyianyiakan waktu ketika hidup di muka bumi, serta sanggup menjalankan amanah yang sudah diembankan Allah kepada kita.






    Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui gosip menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

    republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 



    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 Comments:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Ketika Langit, Bumi Dan Gunung Menolak Ketika Ditawari Menjadi Menyerupai Manusia Rating: 5 Reviewed By: Admin
    Scroll to Top