Ayo Jalan Terus ! - SURAT TERBUKA UNTUK RUDIANTARA
***
Hormat saya buat bapak Menteri,
Apa kabar pak? Semoga dirimu belum stres secara nyata. Mohon maaf apabila surat ini sedikit menggugah rasa di hatimu.
Pak..
Kaget waktu dirimu berkata setengah teriak pada seorang ibu yang belum hingga ke daerah duduknya. Dirimu mempersoalkan persoalan honor sang ibu siapa yang memberikan, alasannya yaitu tanggapan sang ibu tidak sesuai dengan kemauan-mu, maka kamu dapat berlaku angkuh dari atas panggung dengan membahas hal yang sangat langsung bagi para pekerja.
Anda kurang kejam pak, harusnya Anda berkata.
"Hai Bu, ibu mikir gak, selama ini di honor oleh siapa? Kalau di honor sama pemerintah, maka ibu harus tau siapa presiden ketika ini. Karena dia lah yang jalankan pemerintahan ketika ini".
Pecahkan saja gelasnya semoga ramai
Biar mengaduh hingga gaduh..
Masih ingat dengan puisi karya Rako Prijanto yang di bacakan cinta dalam film AADC pak? Itulah citra dirimu ketika ini.
Harusnya kamu sadari pak, bahwa honor ASN Dan honor dirimu sendiri bukanlah dari kantong langsung presiden yang kamu junjung itu, honor mu dan pegawai mu yaitu dari kantong kami. Siapa kami..?
Kami yaitu pemilik negara ini, dan kamu hanyalah petugas yang kami honor alasannya yaitu bekerja untuk kami. Bahkan presiden mu itu, setiap suap nasi yang di kunyahnya..itu berasal dari keringat kami. Jangan kamu berkata melebihi kekuasaan yang kamu punya pak.
Sebagai pejabat, dirimu ibarat kehabisan nalar dalam berkomentar yang benar.
Sebagai pejabat, tidak kamu cerminkan perilaku mengayomi pada bawahan, hingga harus berteriak dr atas panggung pada seorang wanita.
Departemen mu sudah penjelasan atas kehebohan yang kamu ciptakan, tapi tetap saja tidak dapat menghapus evaluasi yang sudah keluar atas dirimu.
Apa yang kamu lakukan kemarin, ibarat mempertegas apa yang telah kamu lakukan ketika menciptakan iklan di bioskop mengenai keberhasilan sang raja yang sangat kamu puja. Penonton membayar atas hiburan yang mereka mau, kemudian kamu mencuri kebahagiaan mereka dengan menyematkan iklan kala tayangan tiba.
Kau sudah merenggut hak menikmati tontonan yang mereka bayar dengan memaksa mereka melihat iklan yang kamu buat.
Cermat dan sadari posisi mu pak..
Jangan anggap jabatan yaitu segalanya, berbanggalah ketika sudah melaksanakan semuanya untuk rakyat. Pilihan itu yaitu hak setiap insan di negara ini, termasuk didalamnya seorang ibu yang kamu bentak dengan kasar.
Uang negara yaitu uang rakyat, bukan uang langsung presiden atau dirimu yang di sebut pejabat.
"Jika kami berhenti membayar pajak, apa kamu pikir dapat membayar honor pegawai-mu dari kocek langsung wahai bapak Rudi..?"
Dalam hati kecil-ku, sungguh menyesal jikalau pajak yang diri ini bayar harus digunakan buat menggaji pejabat macam dirimu. Sia-sia rasanya...
Kau ibarat tuan pemilik tanah yang meminta para budak sadar diri ihwal siapa mereka. Dan kamu merasa sudah mempunyai budak itu alasannya yaitu sudah membayar mereka.
Berpikir yang cermat bapak menteri, ucapanmu akan jadi pemantik api di masyarakat, alasannya yaitu kamu yaitu sang pejabat.
Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui isu menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
0 Comments:
Posting Komentar